Pekan Adven I, 29 November 2009
Bacaan Ekaristi: Yer 33:14-16, 1 Tes 3:12-4:2, Luk 21:25-28, 34-36
Bagaimana cara Tuhan akan datang kembali? Injil Lukas 21:25-27 berusaha menggambarkan suasana itu. Dalam salah satu forum diskusi jejaring sosial, ditulis bahwa Tuhan akan datang melalui gelombang theta. Mungkin penulisnya sci-fi addicted. Banyak orang mereka-reka bagaimana peristiwa itu akan terjadi. Mungkin tidak banyak yang memikirkan bagaimana sikap kita menghadapi hal itu. Terkait dengan kedatangan kembali Tuhan, muncul banyak sikap. Secara ringkas, saya membaginya menjadi 3 kelompok berdasarkan sikap mereka.
Kelompok pertama adalah kelompok yang siap menyambut kedatangan Tuhan kembali. Kelompok ini adalah orang-orang beriman yang digambarkan dalam injil Lukas. Orang-orang yang telah bangkit mengatasi kelemahan manusiawinya dan dengan pede (sambil mengangkat kepala) menyambut penyelamatan Tuhan. Mereka ini tidak pernah tertarik dengan dugem yang riuh rendah, tidak juga pernah terjerat dominasi dengan hawa nafsu. Mereka ini tekun menantikan Tuhan dengan tunduk berdoa. Hingga pada saat itu, mereka inilah orang-orang yang lolos fit & proper test dan berhak berdiri dihadapan Tuhan. (Bdk Luk 21:28,34-36). Kemudian, lanjutkan dengan membaca 1Tes 3:12-4:2 (jangan malu kalau anda takut tersesat sehingga perlu mengurutnya dari Perjanjian Lama, saya dulu juga demikian).
Bagaimana dengan kelompok kedua? Gampang. Kelompok kedua adalah kelompok yang persis kebalikan dengan kelompok pertama. Kelompok yang tidak siap. Secara karikatural, mereka ini digambarkan sebagai orang-orang yang terobsesi dengan semua hal duniawi, termasuk harta dan kuasa. Alih-alih berdoa, mereka mungkin justru sibuk mempersiapkan segala strategi dan tipu daya untuk mengambil alih kuasa Anak Manusia. Yakin bahwa kemenangan dunia mengandalkan strategi marketing, mereka yakin juga bahwa keselamatan itu dapat direkayasa, dapat dibeli. Mereka tidak segan berderma jutaan rupiah asalkan bisa selamat, padahal gaya hidup tetap sama mudaratnya. Atau setidaknya mencari mafia justisi agar bisa diloloskan dalam pengadilan akhir. Bahkan sebagian mereka tidak ragu-ragu menjadi calo keselamatan bagi orang-orang panik lainnya yang berpikiran pendek dan beriman cekak. Caranya? Dengan membuka mashab baru dan menjadi nabi palsu, lengkap dengan segala atribut dan alibi. “Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.” (bdk Lukas 16:8)
Nah, sekarang kelompok ketiga. Kelompok ini adalah kelompok yang siap tidak siap (harus) menghadap pengadilan akhir. Kelompok ini ditandai dengan sikap gojag-gajeg, iya-enggak iya-enggak, tahu tapi tidak tahu. Tahu bahwa wajib hukumnya untuk mempersiapkan diri menghadapi kedatangan Tuhan, tapi tidak tahu bagaimana harus bertekun dalam doa. Anggota kelompok ini dipenuhi oleh orang-orang yang masih suka meleng, sering mangkir, dlsb. Disinilah tempat berkumpulnya para pendosa yang bertobat, lalu berdosa lagi dan bertobat lagi. Berdosa dan bertobat, silih berganti, tak jemu-jemu.
Saya tahu, saya masih terbilang dalam kelompok terakhir ini. Jangan tanya saya, anda masuk kelompok yang mana. Saya yang justru hendak bertanya kepada anda: mau masuk kelompok ini atau kelompok satu. Saran saya, siapapun apapun dan bagaimanapun jangan pernah ingin masuk kelompok kedua. Karena bagi kelompok dua memang tiada ampun.
Sejujurnya saya bercita-cita pindah kelompok. Kalau anda juga mau, mari masuk dalam kelompok 1. Biar aman beibeh.
Bacaan Ekaristi: Yer 33:14-16, 1 Tes 3:12-4:2, Luk 21:25-28, 34-36
Bagaimana cara Tuhan akan datang kembali? Injil Lukas 21:25-27 berusaha menggambarkan suasana itu. Dalam salah satu forum diskusi jejaring sosial, ditulis bahwa Tuhan akan datang melalui gelombang theta. Mungkin penulisnya sci-fi addicted. Banyak orang mereka-reka bagaimana peristiwa itu akan terjadi. Mungkin tidak banyak yang memikirkan bagaimana sikap kita menghadapi hal itu. Terkait dengan kedatangan kembali Tuhan, muncul banyak sikap. Secara ringkas, saya membaginya menjadi 3 kelompok berdasarkan sikap mereka.
Kelompok pertama adalah kelompok yang siap menyambut kedatangan Tuhan kembali. Kelompok ini adalah orang-orang beriman yang digambarkan dalam injil Lukas. Orang-orang yang telah bangkit mengatasi kelemahan manusiawinya dan dengan pede (sambil mengangkat kepala) menyambut penyelamatan Tuhan. Mereka ini tidak pernah tertarik dengan dugem yang riuh rendah, tidak juga pernah terjerat dominasi dengan hawa nafsu. Mereka ini tekun menantikan Tuhan dengan tunduk berdoa. Hingga pada saat itu, mereka inilah orang-orang yang lolos fit & proper test dan berhak berdiri dihadapan Tuhan. (Bdk Luk 21:28,34-36). Kemudian, lanjutkan dengan membaca 1Tes 3:12-4:2 (jangan malu kalau anda takut tersesat sehingga perlu mengurutnya dari Perjanjian Lama, saya dulu juga demikian).
Bagaimana dengan kelompok kedua? Gampang. Kelompok kedua adalah kelompok yang persis kebalikan dengan kelompok pertama. Kelompok yang tidak siap. Secara karikatural, mereka ini digambarkan sebagai orang-orang yang terobsesi dengan semua hal duniawi, termasuk harta dan kuasa. Alih-alih berdoa, mereka mungkin justru sibuk mempersiapkan segala strategi dan tipu daya untuk mengambil alih kuasa Anak Manusia. Yakin bahwa kemenangan dunia mengandalkan strategi marketing, mereka yakin juga bahwa keselamatan itu dapat direkayasa, dapat dibeli. Mereka tidak segan berderma jutaan rupiah asalkan bisa selamat, padahal gaya hidup tetap sama mudaratnya. Atau setidaknya mencari mafia justisi agar bisa diloloskan dalam pengadilan akhir. Bahkan sebagian mereka tidak ragu-ragu menjadi calo keselamatan bagi orang-orang panik lainnya yang berpikiran pendek dan beriman cekak. Caranya? Dengan membuka mashab baru dan menjadi nabi palsu, lengkap dengan segala atribut dan alibi. “Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.” (bdk Lukas 16:8)
Nah, sekarang kelompok ketiga. Kelompok ini adalah kelompok yang siap tidak siap (harus) menghadap pengadilan akhir. Kelompok ini ditandai dengan sikap gojag-gajeg, iya-enggak iya-enggak, tahu tapi tidak tahu. Tahu bahwa wajib hukumnya untuk mempersiapkan diri menghadapi kedatangan Tuhan, tapi tidak tahu bagaimana harus bertekun dalam doa. Anggota kelompok ini dipenuhi oleh orang-orang yang masih suka meleng, sering mangkir, dlsb. Disinilah tempat berkumpulnya para pendosa yang bertobat, lalu berdosa lagi dan bertobat lagi. Berdosa dan bertobat, silih berganti, tak jemu-jemu.
Saya tahu, saya masih terbilang dalam kelompok terakhir ini. Jangan tanya saya, anda masuk kelompok yang mana. Saya yang justru hendak bertanya kepada anda: mau masuk kelompok ini atau kelompok satu. Saran saya, siapapun apapun dan bagaimanapun jangan pernah ingin masuk kelompok kedua. Karena bagi kelompok dua memang tiada ampun.
Sejujurnya saya bercita-cita pindah kelompok. Kalau anda juga mau, mari masuk dalam kelompok 1. Biar aman beibeh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar