Mat 18: 21-35
“Siapa ingin pandai?” tanya seorang guru.
“Sayaaaaaa... .” jawab semua murid serempak.
“Siapa ingin pandai berhitung?” tanya guru itu lagi.
“Sayaaaaaa... .” jawab semua murid serempak lagi.
Memang begitulah adanya. Semua orang ingin pandai. Termasuk juga pandai berhitung. Hampir semua memang pandai berhitung, apalagi kalau yang dihitung adalah uang, piutang dan hak. Tetapi sebaliknya, entah bagaimana mendadak sangat bodoh kalau yang dihitung adalah utang, kewajiban. Karena banyak yang seperti ini, lalu menjadi lumrah.
Tidak salah! Sejak jaman dulu juga memang begitu itu. Bahkan sebelum Yesus lahir di kandang domba, Bethlehem. Maka tepatlah pengajaran Yesus dalam bacaan Injil hari ini.
Perikop ini diawali pelajaran pengampunan. Agak lucu juga ceritanya. Sempat-sempatnya orang menghitung 7 kali mengampuni. Yesus berpesan agar ia mengampuni hingga 70 kali 7 kali. Biar pusing menghitungnya! Tapi apa ya masih sempat menghitung ya? Cape deh... . Cerita ini sangat aktual. Nyatanya, kebanyakan orang tidak sampai menghitung sampai 7 kali. Cuma 1 sampai 2 kali saja. Jadi kalau bisa sampai 7 kali, pasti sudah hebat. Nah, udah gitu...Yesus minta jauh lebih sering lagi. Pendek kata, setiap kali setiap saat setiap hari. Bukan main!
Kita semakin jengkel membaca (bagi sebagian orang pada misa Minggu: mendengar) cerita hamba yang tidak tahu diri karena tetap menagih piutangnya meskipun semua hutangnya telah dihapuskan. Terlalu! Urusan hutang dan hak memang seringkali membutakan hati dan meniadakan tali kasih.
Banyak yang mengandalkan tali kasih dan ketulusan hati untuk mendapatkan pengampunan: agar hutangnya dihapuskan, agar kewajibannya dinihilkan. Tipe orang seperti ini tidak segan mencaci dan mengutuk apabila keinginannya tidak terpenuhi. Ia akan langsung ngrumpi kesana kemari tentang tuan yang kejam dan tak berperasaan. Namun ia seolah tidak bersyukur dan berterima kasih bila keinginannya dipenuhi. Tak sepenggal kalimatpun diberitakannya bila hutangnya dilunasi. Benar-benar seperti hamba itu juga, bukan? Hmm....dasar! (Upss...jangan-jangan kita termasuk tipe ini juga?)
Sayangnya, dunia masih penuh hamba dan kurang tuan.
Pelajaran minggu ini kiranya adalah berhitung. Kita terlalu sering memperhitungkan kesalahan orang dan kurang mengampuni, padahal selalu minta diampuni. Kita acap mengikat hutang dan kurang mengikhlaskan, padahal selalu minta dihapuskan. Sama sekali berlawanan. Tetapi itulah kita, saya dan sebagian anda.
Padahal berapa kali sehari kita berdoa Bapa Kami? Apa perlu doa itu dimodifikasi sedikit: ....dan ampunilah kesalahan kami, meskipun kami jarang mengampuni...? Nimbole bagitu dang, ni doa yang Tuhan Yesus so ajarkan pa torang akang ne (dialek Manado = jangan gitu dong, ini kan doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri).
Kalau begitu janganlah kita pandai menghitung dosa orang, apalagi bergunjing. Lebih baik masa bodo sajalah. Itu 'kan urusan Tuhan. So lebe bae badoa jo, biar Tuhan kase berkat voor torang samua (=lebih baik berdoa, supaya Tuhan memberkati kita semua).
Amin.