Pada
suatu waktu, kami berkunjung ke rumah kerabat. Tanpa sengaja saya menemukan
kitab suci istimewa di rak ruang tamu. Dijilid dengan sampul kulit asli
berwarna cokelat yang tebal namun lembut. Tepinya diberi lapisan logam
keemasan. Saya tunjukkan pada anak-anak betapa indahnya kitab suci itu. Salah
seorang berkata, “Boleh nggak Kakak
baca?” Saya lalu menoleh kepada sang pemilik, ia hanya tersenyum. Sambil
mengelus kepalanya saya berbisik, “Kakak kan sudah punya kitab suci sendiri.
Sama saja kok isinya. Cuma bahasanya berbeda.”
Kitab
suci memang buku legendaris. Buku mana didunia yang ditulis dan disusun
orang-orang berbeda, dengan alur sama, dalam kurun waktu ratusan tahun. Kitab
injil juga sangat istimewa, disusun oleh orang-orang, di lain tempat, lain
waktu, tetapi hasilnya nyambung banget. Tampilannya bisa juga mewah dan mahal.
Dimasa
sekolah, saya gemar membaca buku cerita. Lima Sekawan, kisah petualangan Karl
May, komik Tintin dan Asterix. Semua ceritanya membuat saya tertarik. Tetapi yang
paling mengagumkan sampai saat ini adalah kitab suci, baik Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru. Mau dinikmati sebagai buku cerita, buku sejarah, buku
puisi, buku inspiratif? Bisa semua. Yang lebih hebat lagi, buku ini ditulis
ribuan tahun lalu, jauh sebelum candi di Nusantara ini sempat dipikirkan.
Ada
seorang kawan kantor bercerita bahwa kitab sucinya diminta oleh seorang pejabat
Bank Pemerintah yang kini telah pensiun dan menjadi pewarta sabda. Itu karena
kitab sucinya penuh dengan coretan dan warna-warni stabilo. Memang lusuh tetapi
bermakna. Kebetulan sekali sekarang anak pejabat bank itu menjadi rekan sekerja
saya. Dan ia mengaku bahwa ternyata kitab suci itu masih beliau pergunakan.
Hebat bukan? Oh..ya, mereka ini adalah saudara-saudari kita yang Kristen.
Tentu
ada banyak cara menelusuri kitab suci. Dari cara yang ruwet, dengan mempelajari
teks asli dan membandingkannya satu sama lain. Hingga membaca edisinya dalam
bahasa sehari-hari yang lebih mengalir. Sebagian besar dari kita adalah pembaca
sejati, artinya memang gemar membaca. Nah, mari kita mulai dengan hal yang
sangat sederhana. Hanya membaca dan menikmati isinya. Entah sebagai buku cerita
sejarah atau kisah sastra. Sederhana sekali.
Disana-sini
tentu ada bagian yang kurang kita mengerti atau bahkan tidak kita mengerti sama
sekali. Biar saja. Kita lanjutkan dengan bagian lain. Tidak mengerti juga?
Biarkan saja. Balik halaman-halaman berikut sampai menemukan bagian yang asyik.
Sama halnya dengan membaca koran, bukan? Tidak semua isi berita Koran dapat
kita mengerti. Tetapi akankah kita berhenti membaca Koran? Tidak bukan? Justru
dengan terus-menerus membaca Koran lama-kelamaan kita menjadi lebih tahu dan
semakin paham. Demikian juga dengan kitab suci.
Meskipun
baik, tetapi tidaklah penting bagi sebagian besar menjadi ahli kitab.
Salah-salah malah hanya pandai memahami isi kitab, bukannya lihai menerapkan
dalam hidup sehari-hari. Pokoknya yang penting, teruskan hanya membaca saja.
Selebihnya biarlah Roh Tuhan yang bekerja.
Nanti
barulah kita sadar, bahwa yang kita baca itu ternyata kitab yang luar biasa.
Jangan kaget bila suatu saat nanti anda mendapati kitab suci itu menjadi lusuh,
penuh coretan dan warna-warni stabilo. Dan…akhirnya diminta orang.
Kira-kira,
kasiin ndak ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar