Rabu, 06 Februari 2013

HIDUP ADALAH BELAJAR

(Renungan dalam sebuah milis)



Kita pernah "Dilukai"
dan mungkin pernah "Melukai"
tapi karena itu kita Belajar
tentang bagaimana cara menghargai, menerima, berkorban dan memperhatikan.

Kita pernah "Dibohongi"
dan mungkin pernah "Membohongi",
tapi dari itu kita belajar tentang Kejujuran.

Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti dari Meminta maaf dan Memberi maaf.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan
terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan,..
yaitu Belajar dari masa lalu untuk hari Esok yang lebih baik.

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua

Jatuh, berdiri lagi
Kalah, mencoba lagi
Gagal, bangkit lagi,
Sampai Allah memanggil:
"Waktunya pulang".

Rm. Markus-Marlon, msc

HIDUP YANG BERMUTU

(Renungan dalam sebuah milis)


Hidup ini tidak ringan? Mengapa? Ketahuilah kalau ringan itu artinya tak ada bobotnya, tak ada isinya. Sekarung beras itu ringan kalau tak ada isi berasnya bukan? Setiap orang juga tak suka beli beras dapatnya karung beras kosong.

Tak perlu mengeluh atau memberontak kalau hidup itu berat, karena hidup itu diciptakan ada isinya, ada bobotnya, ada mutunya. Di situlah letak kualitas hidup kita.  Dan agar mutu itu tampak maka seseorang harus menerima yang berat itu.

Seorang anak yang tak mau sekolah yah ringan, tapi tak ada mutunya. Seorang yang tak mau kerja cuma suka santai yah ringanlah dia, tapi tak ada mutunya.

Bersyukurlah kalau kita kerja keras di rumah dan di tempat kerja, karena hidup anda bermutu. Bersyukur kalau kita studi karena kita semakin bermutu. Dan yang belum, carilah pekerjaan dan usaha, agar hidup kita bermutu.

Berjuanglah dan sabarlah di tengah kesulitan dan tantangan, hindari tindakan yang membahayakan diri, keluarga dan sesama. Jangan sampai mutu itu turun gara2 kita tak pertahankan mutunya.

Jangan cari yang ringan karena itu namanya orang manja, jangan juga cari2 yang terlampau berat, karena itu namanya gila kerja. Lakukan sesuai usaha yang maksimal, tekad yang terbaik, komitmen yang tertinggi semuanya sesuai kemapuan kita.

Berdoalah sebelum beraktivitas pagi hari, dan syukurilah berkat Tuhan pada malam hari. Mohonlah kekuatan Tuhan di tengah kesulitan. Syukurilah kehidupan. Amin.

Rm. Markus-Marlon, msc

Senin, 01 Oktober 2012

MENIKMATI KITAB SUCI : just read


Ada pelajaran tata cara mengikuti perjamuan makan resmi dengan protokoler komplit. Istilahnya Table Manners. Rupanya makanan istimewa, harus dihidangkan dengan cara istimewa dan dinikmati dengan cara-cara istimewa juga. Padahal sesungguhnya makan adalah tindakan sederhana.
Sebagian dari kita pernah belajar mengemudi. Bahkan mungkin juga sudah ahli mengemudi, malah jadi pembalap entah jalanan, dadakan ataupun professional. Pada saat ditanya bagaimana cara mengemudi, kita bisa menjabarkannya dengan mengurai tahapannya. Tetapi ujung-ujungnya sederhana kok. Good drivers just drive.

Begitu juga dengan Kitab Suci. Ada banyak cara untuk menikmatinya. Apa yang sama-sama kita coba lakukan melalui kegiatan Pendalaman Kitab Suci selama sebulan ini, juga hendak melatih kita menikmati isi Kitab Suci secara sistematis dan terarah. Dan cara ini adalah cara yang cermat. Bagi sebagian besar umat, mungkin cara ini adalah cara membaca Kitab Suci yang lebih tepat. Tetapi agaknya tidak sedikit yang merasa ribet. Saya hendak berbagi rasa dengan yang sedikit itu.
Membaca Kitab Suci sebenarnya adalah kegiatan yang sangat-sangat sederhana. Iya, benar kok. Masa sih pada saat membaca tidak ada proses pencerapan, proses mengerti, dan lain sebagainya. Jadi, ujung-ujungnya mungkin ya sama saja. Good readers just read.
Membaca Kitab Suci memang tidaklah istimewa. Tetapi terbiasa membaca Kitab Suci, memetik buahnya, mencermati pesannya, menjadikannya sebagai dasar pola pikir-tutur-laku, tentunya sangat istimewa. Karena sekarang ini jarang sekali yang sampai pada “tingkat’ itu, maka pastinya luar biasa.
Mari kita melakukan hal yang biasa untuk menjadi istimewa. Caranya?
Ya, baca Kitab Suci.

MENJADI BERKAT YANG HIDUP


Orang-orang yang  mementingkan dirinya sendiri ada di mana-mana. Entah itu di rumah sendiri, di kantor atau di tengah masyarakat.

Baiklah kita merenungkan Hadits Nabi yang berbunyi, “sebaik-baiknya manusia  adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain” (Imam Bukhari)  atau sabda Yesus, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10: 45).

Sungguh benar. Hidup kita di dunia ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain.